Mukomuko, – Kurikulum 2013 yang akan diselenggarakan mulai bulan sepetember mendatang mulai menuai berbagai permasalahan karena belum tersalurkannya buku kurikulum 2013 tersebut. Kali ini ada modus yang diduga dibuat oleh oknum sekolah salah satunya di SMP Pondok Lunang dengan membuat surat pesanan buku kepada penerbit dengan modus siswa sebagai pemesannya.
Isi surat pesanan buku tersebut ialah siswa mengajukan pemesanan buku yang ditujukan kepada penerbit dengan tanpa pemaksaan, namun hal ini justru dinilai oleh sebagian kalangan sebagai akal-akalan sekolah dalam mencari keuntungan dalam pengadaan buku yang diduga bekerjasama dengan penerbit ataupun distributor buku.
Dengan adanya pemesanan buku yang semestinya telah disediakan oleh sekolah ataupun Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko maka akan menimbulkan permasalaha dimana para siswa yang tidak memiliki kemampuan untuk membeli buku akan ketinggalan materi karena para guru secara otomatis akan menggunakan buku yang dipesan oleh siswa tersebut.
Organisasi kemasyarakatan Lumbung Informasi Rakyat Lira Mukomuko mengatakan pemesanan buku itu adalah modus sekolah untuk memungut uang wali murid dan diduga ada permainan atau kongkalikong dengan penerbit. Ketua Lira Mukomuko salman ketika menghubungi bengkulutoday.com mengatakan pihaknya mengecam perbuatan sekolah yang diduga hanya mencari keuntungan dalam pengadaan buku melalui surat pesanan oleh wali murid. Ia juga mengatakan kalau para pihak disekolah itu mau berbisnis maka haru keluar dulu dari sekolah dan lebih baik beralih profesi menjadi pengusaha.
“walaupun dikatakan tidak ada unsur pemaksaan namun pemesanan buku ini akan memunculkan kecemburuan sosial dan ketimpangan bagi siswa yang tidak mampu membelinya. Sudah barang tentu siswa yang tidak dapat membeli buku itu akan ketinggalan pelajaran karena materi yang diampaikan oleh guru itu ada didalam buku tersebut” kata Salman pada kamis,(21/08/2014).
Menanggapi hal ini Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Nurhasni,MPd dalam pesan singkatnya memilih untuk tidak komentar karena belum memahami permasalahannya “saya belum tahu persis permasalahannya jadi belum bisa menanggapi takutnya nanti salah” kata Nurhasni melalui pesan sms pada kamis, (21/08/2014).
Sementara itu kepala sekolah SMPN Pondok Lunang Kawit,M.TPd sampai berita ini diterbitkan yang tidak bersedia dikonfirmasi meski sudah dihubungi via telepon dan di sms oleh jurnalis bengkulutoday.com
sumber;bengkulutoday.com