Mukomuko, Bengkulutoday.com
– Persaingan ketat antar Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Mukomuko memaksa perburuan menuju kursi Parlemen Tingkat II
antara calon incumbent dengan calon baru menjadi lebih sengit.
Adu gengsi berkat pengalaman pada pemilu
sebelumnya menjadikan persaingan semakin panas. Meskipun sempat
diwarnai dengan temuan-temuan money politik oleh Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Kabupaten Mukomuko yang berakhir mentah, namun para calon
yang disangkakan melakukan praktik-praktik money politikpun tetap melaju
mulus menuju Sekretariat Dewan Kabupaten Mukomuko.
Sejumlah nama baru yang bakal menduduki
justru berasal dari partai baru yang sebelumnya tidak memiliki wakilnya
di DPRD Mukomuko seperti partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA),
Partai Nasional Demokrat (NASDEM) dan Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI) yang masing masing mengantarkan 3 orang Calon Anggota
Dewan DPRD Mukomuko periode 2014-2019.
5 Incumbent Tersingkir di Dapil II
Sebagai Daerah Pemilihan yang sudah
didapuk sebagai Dapil neraka secara frontral menyingkirkan sejumlah nama
incumbent yang menduduki jabatan penting di DPRD Mukomuko.
Sebut saja Arnadi Pelam sebagai Ketua
Dewan 2009-2014 dari Demokrat kalah bersaing degan Sardiman, Husni
Thamrin sebagai Ketua Komisi II yang mencalonkan diri dari Partai Golkar
akhirnya menyerah setelah hanya mendapat suara peringkat 10, Karmadi,SH
dari Partai Amanat Nasional, Mukti Ali yang juga Ketua DPC PBB Mukomuko
dan Suntoko,SPd dari Partai Hanura harus puas dengan perolehan suara
yang menduduki peringkat 9.
Tercatat hanya terdapat 2 incumbent yang
berhasil mempertahankan kursinya hanya Sardiman,SIp yang sebelumnya
sebagai Ketua Badan Kehormatan dari Partai Demokrat, dan Eri Zulhayat
yang mencalonkan diri melalui Partai PAN.
PBB tanpa Wakil
Nasib malang menghampiri Partai Bulan
Bintang (PBB) kali ini, padahal sebelumnya Partai ini memiliki 1
Wakilnya di DPRD Mukomuko yakni Mukti Ali yang tidak lain adalah Ketua
DPC PBB Kabupaten Mukomuko namun kali ini harus rela menjadi penonton
partai lain yang mampu menduduki kursi DPRD Mukomuko.
Hal ini semakin diperparah karena calon
dari PBB untuk DPRD provinsi bengkulu juga tidak dapat meloloskan
wakilnya karena hanya dapat menduduki peringkat ke 5 dengan perolehan
suara sebanyak 7173.
PDIP VS Golkar
Meski secara nasional mendapatkan suara
terbanyak kedua partai ini untuk di Mukomuko tidak dapat berbuat banyak,
kedua Partai ini hanya mampu menghantarkan 2 orang wakilnya.
Golkar tersungkur di Dapil II Mukomuko
yang meliputi 5 Kecamatan (Air Dikit, Selagan Raya, Teras Terunjam,
Penarik, Teramang Jaya), sementara PDIP tertunduk di Dapil I Mukomuko
yang meliputi 5 Kecamatan (Kota Mukomuko, V Koto, XIV Koto, Air Manjunto
dan Lubuk Pinang).
Meski Dikomandoi langsung oleh Ketua DPC
PDIP I Wayan Adnyana, PDIP tetap saja kalah bertarung dengan Golkar
yang meloloskan M. Ali Syaftaini yang juga Ketua DPC Golkar.
Internal Gerindra : Haidir,S.Ip menyerah ditangan Busra
Persaingan internal partai Gerindra
dalam perburuan suara di Dapil III Mukomuko antara Busra nomor urut 1
dengan Haidir, SIp nomor urut 8 yang saling menyalip suara di 5
Kecamatan (Air Rami, Malin Deman, Ipuh, Sungai Rumbai dan Pondok Suguh)
Tak terelakkan.
Haidir merupakan anggota DPRD Mukomuko
yang sebelumnya merupakan Wakil dari Partai PPPI loncat Partai untuk
mengadu peruntungannya dengan mencalonkan diri kembali di Partai
Gerindra. Keduanya merupakan jagoan dari Partai Gerindra yang berambisi
merebut 2 kursi di Dapil III akhirnya harus rela mendapatkan 1 kursi
yang dimiliki oleh Busra.
Sengitnya persaingan itu terjadi karena
kedua caleg masing memperoleh suara diatas rata-rata, Haidir meraup
suara dikisaran 1200 sementara Busra meraup 1400.