Mukomuko, – Semakin anjlognya harga pembelian Tandan Buah Segar (TBS) sawit di 11 Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (PKS) yang membuat geram seluruh masyarakat petani sawit mukomuko karena terancam tidak dapat membeli pupuk yang berbanding terbalik dengan harga sawit.
Hingga hari ini harga sawit yang sampai ditangan petani sawit hanya mencapai Rp.700 per kilogramnya. Dengan kondisi seperti ini tentu masyarakat yang sudah waktunya membeli pupuk terancam tidak dapat membeli pupuk yang setiap bulannnya mengalami kenaikan harganya.
Pada umumnya Masyarakat Mukomuko menggunakan pupuk NPK jenis mutiara biru yang sekarang ini harga jual per karungnya sudah mencapai Rp.600 Ribu dengan berat 50 kg, jika dibarter dengan penjualan tbs sawit maka setidaknya petani sawit harus menjual 700 kg sawit baru dapat membeli 50 kg pupuk, hal ini tentu memberatkan petani sawit di Mukomuko.
Jika hal ini tidak segera teratasi maka perekonomian mukomuko terancam lumpuh dikarenakan sebagian besar penduduknya bermatapencahariansebagai petani sawit. Belum ada upaya-upaya nyata dari pemerintah daerah mukomuko dan juga pemerintah propinsi bengkulu yang eharusnya bertanggungjawab terhadap masalah ini yang dapat meringankan penderitaan petani mukomuko.
SK Gubernur Bengkulu yang sudah ditetapkan itupun seperti sampah yang tidak memiliki kekuatan dalam memberikan kepastian penentuan harga sawit khususnya di Mukomuko. Serupa dengan SK Gubernur Bengkulu, DPRD Mukomuko juga tidak dapat berbuat banyak dalam minggu-minggu ini dikarenakan oleh belum dibentuknya komisi-komisi yang membidangi dan memberikan sebuah kewenangan bagi anggota dewan ini untuk bertindak lebih jauh.
Salah satu anggota dewan mukomuko H Muspar sempat mempertanyakan kepada anggota dewan lainya yang kebetulan sedang berkumpul di ruang Ketua DPRD Mukomuko sementara Armansyah,ST pagi tadi sekira pukul 10.00. Ia meminta pendapat perihal rencananya untuk memanggil pihak pabrik meski tanpa menggunakan nama komisi namun menggunakan intitusi DPRD Mukomuko yang disetujui oleh Armansyah. Namun belum diketahui apakah pembicaraan serius atau tidak yang pasti belum ada kepastian Dewan Mukomuko bakal mengatasi penderitaan Rakyat Mukomuko sebelum terbentuknya komisi-komisi yang baru akan dibentuk pada minggu depan jika tidak molor.
Sementara itu solusi yang ditawarkan oleh Ir. Zulfahni Politisi PKPI dari daerah pemilihan Mukomuko II yang telah lama berkecimpung didunia industri perkebunan kelapa sawit itu mengatakan “solusi dalam agar harga sawit dimukomuko adalah dengan pembangunan dermaga, dan soal rendahnya rendemen sawit masyarakat tersebut kita perlu membentuk tim yang ikut menguji tingkat rendemen itu sendiri, selain itu perkebunan yang selalu mengatakan rendemen buah dari masyarakat sangat rendah harus membuat semacam Comodity Development yang berfungsi sebagai penyedia bibit sawit unggul yang bisa menggunakan dana CSR dalam pengakomodirannya untuk dibagikan kepada masyarakat agar dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang sama dengan perusahaan” ungkapnya.
sumber: bengkulutoday.com